My Blog List

Resources

Senin, 31 Oktober 2011

Bangunan bersejarah Lampung

Bangunan Bersejarah di Bandar Lampung

Santa Ana
santaanaNama gedung adalah” Klinik Bersalin  Santa Ana ”, dibangunan pada tahun 1950 sebelum adanya Kapel Kesusteran Hati Kudus.gedung tersebut sejak awal didirikan sebagai Klinik Pengobatan yang di prakarsai oleh Kesusteran Hati Kudus di Palembang. Mulai dibuka tahun 1951, dengan kegiatan sebagai klinik berjalan dari rumah ke rumah. Sejak tahun 2003 perubahan nama menjadi Balai Pengobatan Santa Ana.
Gedung berada dalam satu lokasi komplek Kesusteran Hati Kudus yang terdiri dari kapel, pusat kegiatan perpustakaan, asrama, sekolah, rawat inap dan rumah tinggal dari kesusteran.
Luas bangunan adalah 334 m2 berbatas dengan :
sebelah Utara berbatas dengan bangunan baru balai pengobatan
sebelah Selatan berbatas dengan jalan
sebelah Barat berbatas dengan Kapel
sebelah Timur berbatas dengan Rumah Dinas Kejaksaan Tinggi Lampung.
Orientasi bangunan kearah Selatan tepat jalan Hasanuddin, kondisi fisik tidak berubah hanya ada pergantian bahan penutup atap, lantai bangunan, perubahan ruang serta warna dasar bangunan. Langgam bangunan mengarah ke Kolonial Belanda, bentuk luar  dipengaruhi oleh arsitektur gaya tropis. Detail interior dipengaruhi oleh gaya kolonial Belanda dengan bentuk atap limasan.

Bangunan Dinas Kesehatan

dinkesDibangun tahun 1954 dan dipakai tahun 1958, nama pemiliknya Komando Pemberantas Malaria ( KOPEM ) atas prakarsa DEPKES  pada pemerintah Indonesia tahun 1958.
Bangunan terletak dijalan Dr. Susilo no.44, dengan luas bangunan1145 m2. batas persil bangunan adalah :
sebelah Utara berbatas dengan Jalan Dr. Susilo
sebelah Selatan berbatas dengan lereng Tirta  Sari
sebelah Barat berbatas dengan Jalan Way Besai
sebelah Timur berbatas dengan jalan Kesehatan.
Orientasi bangunan mengarah ke Timur jalan Kesehatan. Untuk denah  bangunan empat persegi panjang digabung membentuk huruf E. langgam bangunan berkesan kokoh, monumental, kesan yang dimunculkan oleh bangunan tersebut.bentuk atap limasan.
Kapel (Gereja Kecil)
kapelNama Gedung Ibadah adalah :” Kapel ( gereja kecil ) Kesusteran Hati Kudus ” , di bangunan pada tahun 1950-an atas prakarsa Susteran Hati Kudus. Gedung yang sejak awal berfungsi sebagai tempat ibadah untuk masyarakat sekitarnya pada masa itu. Saat ini tempat ibadah tersebut dikhususkan bagi para calon suster yang berda di asrama komplek Kesusteran Hati Kudus beserta murid-murid sekolah komplek tersebut. Perencanaan bangunan oleh Arsitek Belanda saat itu.
Bangunan ibadah merupakan satu komplek dengan rumah tinggal dan Balai Pengobatan Santa Ana, terletak di Jalan Hasanuddin dengan luas Bangunan : 233 m2. Batas persilnya adalah :
sebelah Utara berbatas dengan Bangunan Susteran ( baru )
Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Hasanuddin
Sebelah Barat Rumah Tinggal Susteran dan
Sebelah Timur berbatas dengan Balai Pengobatan Santa Ana.
Orientasi bangunan Kearah Selatan, bangunan ini hanya ada perubahan pada lantainya, atap bangunan dan warna dasar dinding yang berubah sedangkan bentuk fisik bangunan tidak berubah.
Penjagalan
penjagalanNama gedung adalah Rumah Potong Hewan (RPH) sapi dan Babi, dibangun pada tahun 1927, Pemilik awal bangunan adalah Pemerintah Hindia Belanda yaitu Dinas Kehewanan kemudian di ambil alih Pemerintah Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945-an. Saat ini bangunan tersebut dibawah kewenangan Dinas Peternakan Kota Bandar Lampung
Kondisi fisik bangunan mengalami kerusakan sebagian kecil misalnya kaca jendela pecah, daun pintu tidak dapat dibuka akibat karat dimakan usia. Lantai dan warna dasar bangunan buram namun secara keseluruhan Fisik bangunan tidak berubah.
Bangunan terletak di jalan Dr. Warsito 53, dengan luas bangunan 556 m2
Orientasi bangunan mengarah ke Utara Jalan. Batas persilnya adalah :
sebelah Utara berbatas dengan Jalan Dr. Warsito
sebelah Selatan berbatas dengan rumah penduduk
sebelah Barat berbatas dengan rumah penduduk
sebelah Timur berbatas dengan sekolah Dasar.
Denah dasar bangunan persegi panjang dengan tiga gabung berbentuk huruf E, langgam bangunan masih mengarah ke kolonial Belanda, demikian pula bentuk luar bangunan dipengaruhi oleh gaya tropis hanya bentuk atap bangunan cor beton ( rata ).
Rumah Tinggal Hati Kudus
hat_kudusRumah Tinggal Hati Kudus nama bangunan tersebut, dibangun pada tahun 1925 atas prakarsa Misionaris Kesusteran dari Palembang pada waktu itu. Bentuk dasar denah persegi empat, langgam atau model bangunan mengarah ke Kolonial Belanda, bentuk luar dipengaruhi Arsitektur Tropis, Detail interior dipengaruhi oleh gaya Kolonial, material dari bahan yang natural dengan dominasi bahan dari rotan dan jati. Atap bangunan berbentuk limasan, bentuk luar tidak terlalu banyak perubahan hanya material yang banyak diganti, misalnya : bahan atap, warna cat dinding, lantai bangunan dengan bahan keramik, dan perubahan batas ruang dibangunan tersebut. Dengan menutup serta membuka dinding ruang dalam.
Bangunan rumah tinggal ini terletak di Jalan Hasanuddin, dengan luas bangunan : 192 m2. batas persilnya :
Sebelah Utara berbatas dengan bangunan baru kesusteran,
Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan,
Sebelah Barat berbatas dengan Sekolah dan
Sebelah Timur berbatas dengan Kapel (gereja kecil) Susteran Hati Kudus.
Rumah Milik Japffa Comfeed
japfaBangunan ini oleh ditempati Orang Belanda sebagai sebagai tempat tinggal pada masa Kolonial Belanda, didirikan pada tahun 1927 sebagai milik pribadi dan pada tahun 1990 –an dibeli oleh perusahaan PT Japffa Comfeed Lampung sebagai pemilik bangunan sampai saat ini. Bangunan tersebut sampai sekarang tetap dipergunakan sebagai tempat tinggal para karyawan PT Japffa Comfeed.
Perencanaan dan pembangunan dikerjakan oleh orang Belanda pada waktu itu dengan konsep konstruksi Ferosement. Rumah tinggal ini terletak dijalan Pattimura No. 5 yang luas bangunannya 180 m2. adapun batas persil bangunan adalah sebagai berikut :
sebelah Utara berbatas dengan rumah penduduk
sebelah Selatan berbatas dengan rumah penduduk
sebelah Barat berbataskan dengan rumah penduduk, serta sebelah Timur berbatas dengan jalan Pattimura.
Arah bangunan mengarah ke Timur jalan Patimura.
Bentuk denah bangunan segi empat, dengan langgam mengikuti Tropis, yang dipadu detail interior gaya Kolonial Belanda. Atap bangunan berbentuk limasan.
Kelurahan Kota Kupang
Bangunan tersebut sebagai rumah tinggal dengan pemilik bangunan orang pribumi pada waktu itu. Dibangun pada tahun 1927 oleh orang pribumi baik perencanaan maupun pelaksanaannya. Pada awal tahun 2003 beralih fungsi dari rumah tinggal menjadi tempat ternak burung walet. Bangunan terletak dipertigaan jalan Patimura dengan arah bangunan mengarah ke Timur mata angin. Luas bangunan 215 m2 .
Batas persil bangunan adalah sebagai berikut :
sebelah Utara berbatas dengan rumah penduduk
sebelah Selatan berbatas dengan Jalan Dr. Warsito
sebelah Barat berbatas dengan jalan Patimura.
Kondisi fisik bangunan rusak berat akibat dimakan usia sehingga bahan material banyak yang tidak dapat digunakan kembali.

asal mula Lampung


Asal Usul Sejarah Kota Bandar Lampung

simbol siger bandar lampung
simbol siger bandar lampung
Asal Usul Sejarah Kota Bandar Lampung – Lampung adalah Kota Kelahiranku, Tumbuh dan Dibesarkan oleh orangtuaku tepatnya  di Daerah Tulang Bawang. Hingga sampailah masa sekarang. Sekarang saya kuliah Di Universitas Bandar Lampung, mau tidak mau saya harus tinggal di Kota Bandar Lampung karena kalau mau Pulang Pergi terlalu Jauh, memakan Waktu kurang lebih 3 Jam ke Kampung Halaman.
Universitas Bandar Lampung, Sebuah Universitas Swasta yang terbesar di Lampung. Saya menggaris bawahi Kata Bandar Lampung pada nama Universitas tempat saya merajuk pendidikan untuk mendapatkan Gelar Sarjana itu. Dari sini saya tertarik ingin mengetahui lebih dalam tentang Sejarah Kota Bandar Lampung itu sendiri, Karena saya Orang Lampung Pastinya Harus Tahu dong.
Sejarah Kota Bandar Lampung, Kota Bandar Lampung ber Ibu Kota provinsi Lampung. Luas yang Kota ini sebesar 207,50 km² dengan jumlah populasi penduduk mencapai  912.087 jiwa pada tahun 2008 lalu, tentunya saat ini bertambah ; kepadatan penduduk 4.597 jiwa/km² dan tingkat pertumbuhan penduduk 3,79 % per tahun. Dilihat dari letak geografisnya Lampung menjadi gerbang pembuka untuk pulau sumatra, tepatnya di penyebrangan selat sunda.

Lampung
merupakan Kota tersibuk di Indonesia Bagian barat, dikarenakan Letak nya yang sangat strategis, melintasi jalur Protokol yang kerap dijadikan Arus Logistik Antara Pulau Jawa kedalam Sumatra begitu juga sebaliknya , maka dari itu Kepadatan Penduduk di Kota Bandar Lampung Mengingkat tiap Tahunnya. Karena Bandar Lampung menjadi Ibukota Provinsi maka dijadikan sebagai pusat Pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, serta merupakan pusat kegiatan perekonomian dari Provinsi Lampung.

Dasar Hukum Negara :

Awalnya Provinsi Lampung merupakan keresidenan yaitu Sebelum tanggal 18 Maret 1964. dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 14 tahun 1964. Keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Provinsi Lampung dengan ibukotanya Tanjungkarang-Telukbetung. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1983 Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung diganti menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983, dan tahun 1999 berubah menjadi Kota Bandar Lampung.
Dengan Undang-undang No. 5 tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982 tentang perubahan wilayah, maka Kota Bandar Lampung diperluas dengan pemekaran dari 4 kecamatan 30 kelurahan menjadi 9 kecamatan 58 kelurahan. Kemudian berdasarkan Sk Gubernur No. G/185.B.111/Hk/1988 tanggal 6 Juli 1988 serta surat persetujuan MENDAGRI nomor 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 tentang pemekaran kelurahan di Wilayah Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar Lampung terdiri dari 9 kecamatan dan 84 kelrahan. Pada tahun 2001 berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 04, Kota Bandar Lampung menjadi 13 kecamatan dengan 98 kelurahan.
Sejak berdirinya Kota Bandar Lampung upaya peningkatan potensi-potensi yang ada terus dilakukan dengan upaya peningkatan pembangunan daerah yang dilakukan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan yang lebih terpadu dan terarah agar sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Perkembangan pembangunan yang digerakkan pemerintah, swasta dan masyarakat, sebagian dilakukan dalam rangka deregulasi dan debirokratisasi sebagai terobosan terhadap tatanan yang ada untuk mempercepat terapainya pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta persiapan menghadapi era globalisasi.
Itulah Informasi Mengenai Sejarah Asal usul Kota Bandar Lampung , Semoga Share ini Dapat Bermanfaat…..


Minggu, 30 Oktober 2011

Muli menganai Lampung


PROFIL: Dommi Suharda, ‘Mekhanai’ 2011PDFPrintE-mail

User Rating: / 1
PoorBest 
Rabu, 21 September 2011 20:35

DOMMI Suharda, mahasiswa UBL yang kuliah pada malam hari, berhasil menjadi juara umum Pemilihan Muli Mekhanai 2011 Kota Bandar Lampung yang berlangsung di Ball Room Hotel Novotel, Sabtu (11-6) malam. Dommi berhasil menjadi juara umum setelah menyisihkan hampir 500 peserta sebelum disisihkan menjadi 46 peserta.
"Saya tidak menyangka bisa menang sebagai mekhanai Kota Bandar Lampung karena keikutsertaan ini berawal dari ajakan teman yang tahun lalu mengikuti acara muli mekhanai,” kata Dommi baru-baru ini.
Menjadi mekhanai Kota Bandar Lampung, kata Dommi, merupakan kebanggaan tersendiri baginya karena pemilihan ini tidak memandang asal tempat kelahiran, tetapi pada sisi kemampuan intelektual dan wawasan.
"Motivasi saya mengikuti Pemilihan Muli Mekhanai bukan mencari popularitas, melainkan mencari teman dan keluarga baru, karena saya merupakan perantau dari Palembang,” kata Dommi.
Menurut dia, menjadi mekhanai bukanlah pekerjaan mudah karena harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan kuliah. "Bagi saya ini adalah tantangan baru karena saya harus bisa membagi waktu dengan kesibukannya saya sebagai staf di Pelindo 2, menjadi mahasiswa, dan kini menjabat sebagai mekhanai Kota Bandar Lampung 2011,” kata Dommi. (TIM REDAKSI/S-2)

Rico, Sabet ‘Mekhanai’ Berbakat
RICO Febrianto, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Bandar Lampung, berhasil menjadi peserta berbakat (talent) dalam Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011 yang digelar di Ball Room Hotel Novotel, Jumat (11-6) malam. Rico terpilih sebagai peserta berbakat setelah menampilkan dua tarian Bali dan tari Lampung dalam sesi talent show, 5 Juni 2011.
"Saya yakin akan menjadi peserta berbakat dalam acara ini, pasalnya tidak banyak peserta yang bisa menampilkan kesenian, khususnya tarian dalam sesi talent showyang digelar di gedung RRI," kata Rico.  
Dalam Pemilihan Muli Mekhanai 2011, Rico juga masuk dalam 13 besar setelah menyisihkan hampir 500 peserta di tahap awal, sebelum disaring menjadi 64 orang peserta. "Meskipun awalnya hanya sekadar iseng dalam mengikuti acara ini, saya berkeyakinan bisa masuk ke tahap berikutnya, bahkan masuk 13 besar ajang bergengsi Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2011," kata Rico yang lahir pada 16 Februari 1993 silam

anjungan Lampung

Berikut contoh anjungan Lampung :


A
njungan Lampung Taman Mini "Indonesia Indah" menampilkan dua rumah adat sebagai bangunan induknya. Masing-masing adalah Nuwou Balak dan Nuwou Sesat kedua rumah adat itu digunakan untuk memperkenalkan berbagai aspek budaya tradisionalnya.
Nuwou Balak
Nuwou Balak aslinya merupakan rumah tinggal bagi para Kepala Adat (penyimbang adat), yang dalam bahasa Lampung juga disebut Balai Keratun.
Bangunan ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu Lawang Kuri (gapura); Pusiban, tempat tamu melapor; ljan Geladak, tangga "naik" ke rumah; Anjung-anjung, serambi depan tempat menerima tamu; Serambi Tengah, tempat duduk anggota kerabat pria; Lapang Agung, tempat kerabat wanita berkumpul; Kebik Temen (kebik kerumpu), kamar tidur bagi anak penyimbang bumi atau anak tertua; Kebik Rangek, kamar tidur bagi anak penyimbang ratu (anak kedua); dan Kebik Tengah, yaitu kamar tidur untuk anak penyimbang batin atau anak ketiga.
Pepadun
Tetapi, di Anjungan Lampung, ruangan-ruangan itu kini difungsikan sebagal tempat peragaan berbagai aspek budaya daerahnya. Di ruangan ini dapat kita saksikan, antara lain : Pepadun atau tempat duduk sang penyimbang adat bila sedang memimpin upacara adat; Kutamara, pelaminan bagi anak gadis penyimbang yang akan menari; dan bermacam-macam siger (mahkota) yang diletakkan dalam vitrin kaca bersama-sama dengan benda-benda seni yang lain.
Diperagakan pula Pakaian Adat pengantin Lampung, tempat tidur pengantin dengan model tempat tidur orang tua.


Nuwou Sesat

Bangunan lain adalah Nuwou Sesat, bangunan di atas tiang yang megah itu aslinya adalah balai pertemuan adat tempat para purwatin (penyimbang) mengadakan pepung adat (musyawarah). Karena itu balai ini juga disebutSesat Balai Agung.
Bagian bagian dari bangunan ini adalah ljan Geladak, tangga masuk yang dilengkapi dengan atap. Atap itu disebut Rurung Agung. Anjungan, serambi yang digunakan untuk pertemuan kecil; Pusiban, ruang dalam tempat musyawarah resmi; Ruang Tetabuhan, tempat menyimpan alat musik tradisional. Alat musik Lampung dinamakan Talo Balak (Kulintang). Ruang Gajah Merem, tempat istirahat bagi para penyimbang . Hal lain yang khas di rumah sesat ini adalah hiasan payung-payung besar di atapnya (rurung agung), yang berwarna putih, kuning, dan merah, yang melambangkan tingkat kepenyimbangan bagi masyarakat tradisional Lampung Pepadun.
Masyarakat Lampung dalam bentuknya yang asli memiliki struktur hukum adat tersendiri. Bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kelompok-kelompok tersebut menyebar diberbagai tempat di daerah lain di Lampung.
Secara umum dapat dibedakan dalam dua kelompok besar yakni Masyarakat adat Peminggir yang berkediaman di sepanjang pantai pesisir termasuk masyarakat adat Krui, Ranau, Komering, Kayu Agung danMasyarakat adat Pepadun, yang berkediaman di daerah pedalaman Lampung terdiri dari masyarakat adat Abung (Abung Siwo Migo), Pubian (Pubian Telu Suku), Tulang Bawang (Migo Pak) dan Buai Lima (Way Kanan) dan Sungkay Bunga Mayang.

Busana adat Lampung

Lampung memiliki pakaian adat yang di pakai dalam acara-acara adat lampung,salah satu nya :

Sebagai posting lanjutan dari pernikahan adat masyarakat Lampung, kali ini tersaji adat Saibathin, dengan tetap tidak membedakan derajat masyarakat di provinsi Lampung.

lampung saibatinMenurut ketentuan-ketentuan adat system perkawinan masyarakat Lampung Saibatin yang menganut garis keturunan Bapak (Patrachaat) menganut 2 sistem pokok yaitu :

1. Sistem Perkawinan Nyakak Atau Matudau
Sistem ini disebut juga system perkawinan jujur karena lelaki mengeluarkan uang untuk membayar jujur/Jojokh (Bandi Lunik) kepada pihak keluarga gadis (calon istri).
Sistem nyakak atau mantudau dapat dilaksanakan dua cara:
Cara Sabambangan : Cara ini si gadis dilarikan oleh si bujang dari rumahnya dibawa ke rumah adat atau rumah si bujang. Biasanya pertama kali sampai si gadis ditempat si bujang dinaikan kerumah kepala adat atau jukhagan, baru kemudian di bawa pulang kerumahnya oleh keluarga si bujang. Ciri bahwa si gadis melakukan nyakak/mentudau yaitu si gadis akan meletakkan surat yang isinya memberitahu orang tuanya kepergiannya nyakak/mentudau dengan seorang bujang (dituliskan Namanya, keluarganya, kepenyimbangannya serta untuk menjadi istri keberapa), selain itu meninggalkan uang pengepik atau pengluah yang tidak ditentukan besarnya, hanya kadang-kadang besarnya uang pengepik dijadikan ukuran untuk menentukan ukuran uang jujur (bandi lunik). Surat dan uang diletakkan ditempat tersembunyi oleh si gadis. Setelah gadis sampai di tempat keluarga si bujang, kepala adat pihak si bujang memerintahkan orang-orang adat yang sudah menjadi tugasnya untuk memberi kabar secara resmi kepada pihak keluarga si gadis bahwa anak gadisnya yang hilang telah berada di keluarga mereka dengan tujuan untuk dipersunting oleh salah satu bujang anggota mereka. Mereka yang memberitahu ini membawa tanda-tanda mengaku salah bersalah ada yang menyerahkan Keris, Badik dan ada juga dengan tanda Mengajak pesahabatan (Ngangasan, Rokok, Gula, Kelapa,dsb) acara ini disebut Ngebeni Pandai atauNgebekhi tahu. Sesudah itu berarti terbuka luang untuk mengadakan perundingan secara adat guna menyelesaikan kedua pasangan itu. Segala ketentuan adat dilaksankan sampai ditemukan titik kemufakatan, kewajiban, pihak bujang pula membayar uang penggalang sila ke pihak adat si gadis.
Cara kedua dari pernikahan ini adalah cara tekahang (sakicik Betik) : cara ini dilakukan terang-terangan. Keluarga bujang melamar langsung si gadis setelah mendapat laporan dari pihak bujang bahwa dia dan si gadis saling setuju untuk mendirikan rumah tangga pertemuan lamaran antara pihak bujang dan si gadis. Apabila kedua pihak keluarga telah mendapat kecocokan maka mulailah menentukan tanggal pernikahan, tempat pernikahan, uang jujur, uang pengeni jama hulun tuha bandi balak (Mas Kawin), bagaimana caranya penjemputan, kapan di jemput dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kelancaran upacara pernikahan.

Biasanya saat menjemput pihak keluarga lelaki menjemput dan si gadis mengantar. Setelah sampai ditempat sibujang, pengantin putri dinaikkan kerumah kepala adat/ jukhagan, baru di bawa pulang ketempat si bujang. Sesudah itu dilangsungkan acara keramaian yang sudah direncanakan. Dalam system kawin tekahang ini uang pengepik, surat pemberian dan ngebekhi tahu tidak ada, yang penting diingat dalam system dalam nyakak/mentudau kewajiban pihak pengantin pria adalah :

  1. Mengeluarkan uang jujur (bandi Lunik) yang diberitahukan kepada pihak pengantin wanita.

  2. Pengantin membayar kontan mas kawin mahar (Bandi Balak). Kepada si gadis yang sesuai dengan kemufakatan si gadis dengan si bujang. keluarga pihak pria membayar uang penggalang sila Kepada kelompok adat si gadis

  3. mengeluarkan Jajulang / Katil yang berisi kue-kue (24 macam kue adat) kepada keluarga si gadis jajulang/katil ini duhulu ada 3 buah yaitu : Katil penetuh Bukha Katil Gukhu Ngaji Katil Kuakha Sekarang keadaan ekonomiyang susah katil cukup satu.

  4. Ajang yaitu nasi dangan lauk pauknya sebagai kawan katil.

    Memberi gelar/Adok kepada kedua pengantin sesuai dengan strata pengantin pria, sedangkan dari pihak gadis memberi barang berupa pakaian, alat tidur, alat dapur, alat kosmetik, dan lain sebagainya. Barang ini disebut sesan atau benatok, Benatok ini dapat diserahkan pada saat manjau pedom sedangkan pada system sebambangan dibawa pada saat menjemput, pada system tekhang kadang-kadang dibawa belakangan.

2. Sistem perkawinan Cambokh Sumbay.
Sistem perkawinan Cambokh Sumbay disebut juga Perkawinan semanda, yang sebenarnya adalah bentuk perkawinan yang calon suami tidak mengeluarkan jujur (Bandi lunik) kepada pihak isteri, sang pria setelah melaksanakan akad nikah melepaskan hak dan tanggung jawabnya terhadap keluarganya sendiri dia bertanggung jawab dan berkewajiban mengurus dan melaksanakan tugas-tugas di pihak isteri. Hal ini sesuai dengan apa yang di kemukakan Prof. Hi. Hilman Hadi kusuma, :
Perkawinan semanda adalah bentuk perkawinan tanpa membayar jujur dari pihak pria kepada pihak wanita, setelah perkawinan harus menetap dipihak kerabat istri atau bertanggung jawab meneruskan keturunan wanita di pihak isteri” (Prof. Hi. Hilman Hadi kusuma,1990:82)
Di masyarakat Lampung saibatin kawin semanda (Cambokh Sumbay) ini ada beberapa macam sesuai dengan perjanjian sewaktu akad nikah antara calon suami dan calon istri atau pihak keluarga pengantin wanita.

Dalam perkawinan semanda/ Cambokh sumbay yang perlu diingat adalah pihak istri harus mengeluarkan pemberian kepada pihak keluarga pria berupa :

  1. Memberikan Katil atau Jajulang kepada pihak pengantin pria

  2. Ajang dengan lauk-pauknya sebagai kawan katil.

  3. Memberikan seperangkat pakaian untuk pengantin pria.

  4. Memberi gelar/adok sesuai dengan strata pengantin wanita.

Sedangkan Bandi lunik atau jujur tidak ada sedangkan Bandi Balak atau maskawin dapat tidak kontan (Hutang). Pelunasannya setelah sang suami mampu membayarnya. Termasuk uang penggalang Silapun tidak ada,
Selain dari kedua system perkawinan diatas ada satu system perkawinan yang banyak dilakukan oleh banyak orang pada era sekarang. Akan tetapi bukan yang diakui oleh adat justru menentang atau berlawanan dengan adat system ini adalah “Sistem Kawin Lari atau kawin Mid Naib” Sistem perkawinan ini maksudnya adalah lari menghindari adat, Lari dimaksud di sini tidak sama dengan Sebambangan, Karena sebambangan lari di bawa ke badan hukum adat atau penyimbang, sedangkan kawin lari ini adalah si gadis melarikan bujang ke badan hukum agama islam yaitu Naib (KUA) untuk meminta dinikahkan, masalah adat tidak disinggung-singgung, penyelesaian kawin seperti ini tidak ada yang bertanggung jawab secara adat, sebab kadang-kadang keluarga tidak tahu menahu, penyelesaian secara adat biasanya setelah akad nikah berlangsung apabila kedua belah pihak ada kecocokan masalah adatnya, antara siapa yang berhak antara keduanya perempuan Nyakak/mentudau atau sang pria Cambokh Sumbay /Semanda.
Kawin lari seperti ini sering dilakukan karena antara kedua belah pihak tidak ada kecocokan dikarenakan beberapa hal diantaranya :

  • Sang Bujang belum mampu untuk berkeluarga sedangkan si Gadis mendesak harus dinikahkan secepatnya karena ada hal yang memberatkan Si gadis.

  • Kawin lari semacam ini dilakukan karena keterbatasan Biaya, apabila perkawinan ini dilakukan secara adat atau dapat pula disimpulkan untuk menghemat biaya.

Macam-macam sistem perkawinan Cambokh Sumbay/Semanda :

  1. Cambokh Sumabay Mati manuk Mati Tungu, Lepas Tegi Lepas Asakh. Cambokh Sumbay seperti ini merupakan cambokh sumbay yang murni karena Sang Pria datang hanya membawa pakaian saja, segala biaya pernikahan ditanggung oleh si Gadis, anak keturunan dan harta perolehan bersama milik istri sang pria hanya membantu saja, apabila terjadi perceraian maka semua anak, harta perolehan bersama milik sang istri, suami tidak dapat apa-apa.

  2. Cambokh Sumbay Ikhing Beli, cara semacam ini dilakukan karena Sang Bujang tidak mampu membayar jujur (Bandi Lunik) yang diminta sang Gadis, pada hal Sang Bujang telah melarikan Sang Gadis secara nyakak mentudau, selama Sang Bujang belum mampu membayar jujur (Bandi Lunik) dinyatakan belum bebas dari Cambokh Sumabay yang dilakukannya. Apabila Sang Bujang sudah membayar Jujur (Bandi Lunik) barulah dilakukan acara adat di pihak Sang Bujang

  3. Cambokh Sumbay Ngebabang, Bentuk ini dilakukan karena sebenarnya keluarga si gadis tidak akan mengambil bujang. Atau tidak akan memasukkan orang lain ke dalam keluarga adat mereka, akan tetapi karena terpaksa sementara masih ada keberatan–keberatan untuk melepas Si Gadis Nyakak atau mentudau ke tempat orang lain, maka diadakan perundingan cambokh sumbay Ngebabang, cambokh Sumaby ini bersyarat, umpanya batas waktu cambokh sumbay berakhir setelah yang menjadi keberatan pihak si gadis berakhir, Contoh : Seorang Gadis Anak tertua, ibunya sudah tiada bapaknya kawin lagi, sedangkan adik laki yang akan mewarisi tahta masih kecil, maka gadis tersebut mengambil bujang dengan cara Cambokh Sumabay Ngebabang, berakhirnya masa cambokh sumbay ini setelah adik laki-laki tadi berkeluarga.

  4. Cambokh Sumbay Tunggang Putawok atau Sai Iwa khua Penyesuk, Cara semacam ini dikarenakan antara pihak keluarga Sang Bujang dan Sang Gadis merasa keberatan untuk melepaskan anak mereka masing-masing. Sedangkan perkawinan ini tidak dapat di hindarkan, maka dilakukan permusyawaratan denga system Cambokh sumbay Say Iwa khua penyesuk cambokh sumabi ini berarti “ Sang pria bertanggung jawab pada keluarga isteri dengan tidak melepaskan tanggung jawab pada keluarganya sendiri, demikian pula halnya dengan Sang Gadis, Kadang kala sang wanita menetap di tempat sang suami

  5. Cambokh Sumbay Khaja-Kaja, ini merupakan bentuk yang paling unik diantara cambokh sumbay lainnya karena menurut adat Lampung Saibatin, Raja tidak boleh Cambokh Sumbay, ini terjadi Cambokh Sumbay karena Seorang anak Tua yang harus mewarisi tahta keluarganya Cambokh Sumbay kepada Seorang Gadis yang juga kuat kedudukan dalam adatnya, dan Sang Gadis tidak akan di izinkan untuk pergi ketempat orang lain.

Ulasan dari untaian Lampung 1 adalah:

nyubuk: Melakukan pengintaian menggunakan kain sarung, sebagai bentuk tahap menilai dalam mencari pasangan.. dilakukan menggunakan sarung karena takut terlihat siapa lelaki yang ada di dalamnya (malu). biasanya dilakukan pada saat ada upacara adat, karena pada saat upacara adat seluruh masyarakat desa ikut menyaksikan baik gadis, maupun para orang tua.

Pesta adat Lampung

Lampung mempunyai ciri khas dalam sebuah acara adat ,biasanya di gunakan dalam acara pernikahan.
contohnya :

Upacara Cakak Pepadun

Januari 23, 2010 pukul 8:25 am | Ditulis dalam Uncategorized | 21 Komentar 
Upacara Cakak Pepadun adalah upacara pemberian gelar untuk adat pepadun. Gelar adat Lampung di anataranya ialah:
- Suttan
- Raja
- Pangeran
- Dalom, dan lain-lain
Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam upacara Cakak Pepadun
1. Ngurau (ngundang)
Siapa saja yang akan melaksanakan upacara adat sedapatnya mengumpulkan masyarakat adat (Peghwatin). Peghwatin akan menyuruh yang punya hajat dan masyarakat kampung lain.
2. Ngepandai (Mandai)
Mereka yang sudah diberi tahu tentang upacara ini, dapat datang untuk menemui nyimah dan dengan yang punya hajat. Dalam kesempatan ini banyak orang yang memiliki dan peghwatin yang diundang itu.
3. Pumpung
Peghwatin yang diundang itu akan membahas acara dan menetapkan tata cara upacara adat yang akan dilaksanakan. Hasil keputusan dari pumping bersifat untuk meningkatkan para peghwatin untuk ikut aktif menyukseskan acara itu. Peraturan yang dihasilkan dari pumping menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan.
4. Anjau-anjauan
Sanak saudara yang sudah diberi tahu tentang upacara adat ini, mereka dapat hadir dan bersilaturahmi juga turut membantu.
5. Canggot
Canggot adalah prosesi adat yang melibatkan pemuda pemudi atau bujang gadis, berupa tari-tarian adat, dilaksanakan sore hari di sessat (rumah adat)
6. Mesol Kibau
Kibau (Kerbau) merupakan binatang yang menjadi lambing kemegahan/ kemakmuran masyarakat adat. Kerbau itu menjadi penentu dana di dalam pelaksanaan prosesi adat Lampung Pepadun. Banyaknya kerbau yang dipotong tergantung dari keputusan pumpung .
Kerbau dipotong setelah acara canggot. Daging kerbau yang sudah dipotong dibagikan ke peghwatin, kepala dari beberapa kampung, marga, sumbai, bujang gadis, kepala tiyuh, penyimbang tiyuh, dan penghulu tiyuh.
7. Cakak Pepadun
Setiap masyarakat Lampung pepadun yang sudah melaksanakan tahapan-tahapan prosesi adat, mulai dari selamatan/ syukuran ( ruyang-ruyang), sunatan/ khitanan, tindik telinga dan meratakan gigi ( seghak sepei), upacara adat, tarian dan arakan bujang gadis ( canggot agung sumbai muli meghanai), peresmian pernikahan secara adat (ngughuk kebayan), mengenal tempat mandi (tughun mandi), ganti nama sementara (ngini ghik ngamai adok), dan puncak upacara adat adalah cakak pepadun.
Cakak Pepadun merupakan puncak dari acara yang harus dilaksanakan untuk member informasi tentang pemegang tanggung jawab dan yang memiliki hak adat kepada masyarakat. Mereka yang telah melalui cakak pepadun, bergelar Suttan, gelar yang paling tinggi dalam masyarakat adat pepadun. Mereka yang bergelar suttan wajib menjadi contoh teladan, berbudi pekerti baik, tokoh masyarakat, tokoh yang menjadi panutan di lingkungan masyarakat dan lingkungan desa sehari-hari.
Peralatan yang harus disediakan dalam prosesi adat:
1. Rato
2. Paccah aji
3. Kayu ara
4. Kutomaro
5. Kadang ralang
6. Burung garuda
7. Payung agung
8. Pepadung/ leluhur
9. Tabuhan
10. Tinggi tumbak
11. Selepas penguton
12. Talam handak
13. Peti gersik
14. Jempana
15. Pangga
16. Ijan geladak, dll.

Lagu Lampung

Di ;Lampung terdapat banyak sekali lagu-lagu daerah  lampung yang di nyanyikan oleh warga Lampung,
di antara nya :

LAGU-LAGU DAERAH LAMPUNG

Rabu,31
desember
Sang Bumi Ghuwa Jughai. 


Jak ujung Danau Ranau
Teliyu mit Wai Kanan
Sappai pattai lawok Jawo
Pesisigh ghik pepadun
Jadi sai di lom lambing
Lampung sai ghayo

Ki gham haga bughasan
Hujauni pumandangan
Huma lada di pumatang
Api lagi cengkihni
Telambun bughuntaian
Tandai kemakmughan
Reff.
Lampung sai
Sang Bumi Ghuwa Jughai
Lampung sai
Sang Bumi Ghuwa Jughai

Cangget Baghai butabuh
Sembah jama sebatin
Sina gawi adat sikam
Manjau ghik sebambangan
Taghi cannget melinting
Cinghini ulun Lampung




Putra Saburai


Putra Lampung Sang Bumi Ghuwa Jughai
Bersatu maju membangun negeri
Bhineka Tunggal Ika semboyanya
Pancasila menjadi azasnya

Satukan tekad melangkah bersama
Usaha karyanya
Demimu lampungku baktiku padamu
Kemakmuran merata

Rapatkan barisan kita
Melangkah maju bersama
Membangun lampung
Nanjaya sentosa
Kebanggaan massyarakat kit





Bumi Lampung


Sangun kak jak zaman ho
Lampung ghadu dikenal
Hasilno kupi lado
Jadi idaman kaum modal
Wawai pemandanganno
Jak pinggegh Teluk Lampung
Pek ulun besoko-soko
Lamun gham di nggak gunung
Sang Bumi Ghuwa Jughai
Eno lambang saj agung
Lapah gham jamo-jamo
Guwai ngebangun bumi Lampung

Pahlawan-Pahlawan Lampung


Pahlawan Radin Intan II

Minggu, 17 Agustus 2008

Radin Intan II putra dari radin intan kesuma II cucu dari radin inten I yang semuanya menantang bel anda, beliau dilahirkan tahun 1834 di desa kuripan marga dantara (sekarang penengaha lampung selatan) merupakan keturunan darah putih yang mempunyai pertalian erat dengan kerajaan banten।

Sejak muda radin intan II sangat tidak menyengi kehadiran kolonialis belanda di daerah lampung, radin intan II merupakan ratu sekaligus panglima perang dan ia pun merupakan seorang pemikir yang kuat.
Pada tahun 1850 dalam usia yang ke 16 tahun, radin Intan II dinobatkan sebagai Ratu lampung dan pada tahun 1851 pasukan Belanda dibawah pimipinan Kapten Yuch denga 400 balatentara dan ditambag pasukan lainnya menyerang dan berusah merebut benteng pertahanan Radin Intan II yang berada di Merambung, namum usaha belanda menemui kegagalan mereka dapat dihancurkan oleh pasukan Radin Intan II ini semakin mengobarkan semangat perjuangan Masyarakat Lampung, berkali-kali belanda mengirimkabn pasukan untuk menghancurkan Pasukan Radin Intan II namun tetap mengalami kegagalan.

Hinggga pada tahun1856 belanda mengirimkan sebuah pasukan armada ke lampung yang berkekuatan 9 buah kapal perang,3 buah kapal pengangkut peralatan dan puluhan kapal mayang dan perahu jung, ekspedisi ini dipimpin oleh Kolonel Welson dengan bantuan Mayor Nata, Mayor Van Ostade, Mayor A. W. Weitsel, serangan besar-besaran pasukan belanda ini dihadapi pasukan Radin Intan II dengan gerilya dan siasat perang sehingga membingungkan pasuka belanda. Akhirnya Belanda menjlankan siasat licik dengan memperalat bawahan Radin Intan II, dengan demikian belanda dapat menyergap Radin Intan II pada saat itu beliau sedang bertemu dengan bawahannya , hingga terjadi pertempuran yang sangat dasyat . Radin Intan II mengerahkan segala kemampuanya melawan serangan belanda, namun karena jumlah dan persenjataan yang tidak seiimbang, sianga lampung tersebut gugur pada tanggal 5 Oktober 1856 dalam usia yang ke 22 tahun.

Beberapa pembantu dan penasehat Radin Intan II yang terkenal :
Ratu Mas. Ibu radin intan II, di makamkan di teluk betung, konon kabarnya sekarang Gunung Mas
Haji Wahiya: beliau menyebrang ke lampung dari banten karena tidak mau di jajah belanda, waktu itu banten telah dikuasai oleh belanda.
Wak Maas: juga seorang pejuang dari banten
Singa Branta beliau seorang panglima Perang Radin Intan II
Cincin beliau merupakan salah setu Panglima perang Radin Intan II beliau dimakamkan di pinggir jalan dari Kalianda arah Kuripan

Singa Lampung telah tiada namun semangat juangnya jangan sampai hilang dari dari sang bumi rua jurai, untuk itu mari kita masyarakat lampung bahu membahu meneruskan perjuangan Radin Intan II dengan membangun Negeri yang kita cintai...




Abjad Aksara Lampung

E-mailCetakPDF
Seperti halnya suku-suku lain di Indonesia, Lampung memiliki abjad atau aksara sendiri yang dikenal dengan aksara Lampung. Aksara Lampung yang disebut dengan Had Lampung adalah bentuk tulisan yang memiliki hubungan dengan aksara Pallawa dari India Selatan. Macam tulisannya fonetik berjenis suku kata yang merupakan huruf hidup seperti dalam Huruf Arab dengan menggunakan tanda tanda fathah di baris atas dan tanda tanda kasrah di baris bawah tapi tidak menggunakan tanda dammah di baris depan melainkan menggunakan tanda di belakang, masing-masing tanda mempunyai nama tersendiri.
Artinya Had Lampung dipengaruhi dua unsur yaitu Aksara Pallawa dan Huruf Arab. Had Lampung memiliki bentuk kekerabatan dengan aksara Rencong, Aksara Rejang Bengkulu dan Aksara Bugis. Had Lampung terdiri dari huruf induk, anak huruf, anak huruf ganda dan gugus konsonan, juga terdapat lambing, angka dan tanda baca. Had Lampung disebut dengan istilah KaGaNga ditulis dan dibaca dari kiri ke kanan dengan Huruf Induk berjumlah 20 buah.
Aksara Abjad Lampung

Anak Huruf

Anak huruf yang letaknya di atas induk huruf :
Bicek, berbunyi EBicek, berbunyi E
Ulan, berbunyi IUlan, berbunyi I
Ulan, berbunyi ÉUlan, berbunyi É
Datasan, berbunyi ANDatasan, berbunyi AN
Rejunjung, berbunyi ARRejunjung, berbunyi AR
Tekelubang, berbunyi ANGTekelubang, berbunyi ANG

Anak huruf yang letaknya di bawah induk huruf :
Bitan, berbunyi UBitan, berbunyi U
Bitan, berbunyi OBitan, berbunyi O
Tekelungau, berbunyi AUTekelungau, berbunyi AU

Anak huruf yang letaknya di belakang induk huruf :
Tekelingai, berbunyi AITekelingai, berbunyi AI
Keleniah, berbunyi AHKeleniah, berbunyi AH

Tanda Baca dan Angka

Tanda Baca :
Tanda MULATanda MULA
Tanda KOMATanda KOMA
Tanda TITIKTanda TITIK
Tanda TANYATanda TANYA
Tanda SERUTanda SERU
Tanda NENGENTanda NENGEN
Tanda PENGHUBUNGTanda PENGHUBUNG
Tanda ATAUTanda ATAU
Tanda KUTIPTanda KUTIP
Tanda TITIK DUATanda TITIK DUA
Tanda KURUNGTanda KURUNG

Angka :
Angka latin : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ... dst
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, ... dst
Angka Lampung :
Angka Lampung